Selasa, 27 Maret 2012




 Asumsi Dasar Teori Sistem Dunia
 (Kasus: Dampak Positif Eksistensi Perusahaan Multinasional Dunkin Donut’s Terhadap Industri Lokal di Indonesia)

Oleh: Risalatu Mirajiah
2011851011
“Sebuah sistem “dunia” tidaklah harus berarti bahwa dia menguasai seluruh dunia; sistem ini dirumuskan sebagai sebuah “unit dengan satu pembagian kerja dengan macam-macam sistem budaya”. Sebuah sistem dunia dengan demikian merupakan sebuah sistem dunia tanpa satu kekuasaan pusat.” (Brewer)
A.    Pendahuluan
Teori Sistem Dunia menurut Wallerstein, bahwa sistem dunia saat ini adalah kapitalisme global. Artinya dia menjelaskan bahwa negara dapat dibagi menjadi tiga kelompok negara yaitu negara pusat, setengah pinggiran dan pinggiran. Perbedaannya adalah kekuatan ekonomi dan politik dari masing-masing kelompok. Jelas yang paling kuat adalah negara-negara pusat. Kelompok negara-negara kuat, yakni negara-negara pusat, mengambil keuntungan lebih banyak ,karena kelompok ini bisa memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu. Selanjutnya, negara setengah pinggiran mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang merupakan pihak yang paling dieksplotir. Dinamika dari ketiga kelompok negara ini ditentukan oleh sistem dunia. Baginya, “semua sistem sosial harus dilihat sebagai sebuah keseluruhan. Negara kebangsaan, dalam sebuah dunia yang modern, bukan lagi sebuah sistem yang tertutup,dan karena itu tidak bisa dianalisis seakan-akan berdiri sendiri.[1]
Disamping itu, teori ini dapat dipakai untuk menjelaskan naiknya negara-negara industri baru dari posisinya sebagai negara pinggiran menjadi negara setengah pinggiran. Naiknya upah kerja di negara-negara pusat membuat negara-negara ini memberikan kesempatan pada beberapa negara yang sudah siap (dalam arti kesiapan teknologi, disiplin kerja,dll) untuk mengambil alih produksi barang-barang industri yang lebih sederhana. Dari  beberapa strategi tentang terjadinya proses kenaikan kelas yang digunakan oleh Wallerstein, penulis akan lebih mendalami membahas salah satu strategi yaitu terkait dengan kenaikan kelas yang terjadi melalui undangan. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan seperti perusahaan multinasional membutuhkan mitra usaha di negara-negara berkembang,karena macam-macam alasan. Akibat dari perkembangan ini, muncullah industri-industri di negara-negara pinggriran, yang diundang untuk melaksanakan kerjasama. Negara pusat menurut teori ini, dapat menghasilkan sebuah kemandirian bagi negara yang menjalankan mitra usaha. Sehingga negara ini akan memiliki peluang untuk dapat melepaskan diri dari negara-negara pusat yang pada awalnya telah memberikan sebuah stimulus melalui kerjasama menjadi sebuah kesuksesan di dalam negeri karena mengubah dampak negatif dari keberadaan perusahaan asing tersebut menjadi dampak positif yang akhirnya menciptakan sebuah kesejahteraan didalam negeri.
B.     Asumsi
Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas, maka penulis menarik jawaban sementara terhadap teori tersebut. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka asumsi yang dapat ditarik oleh penulis adalah:
1.      Teori sistem dunia telah mampu memberikan penjelasan keberhasilan pembangunan ekonomi pada negara pinggiran dan semi pinggiran melalui sebuah strategi yang diungkapkan oleh Wallerstein.
2.      Kapitalisme global ternyata tidak hanya merubah cara-cara produksi atau sistem ekonomi saja, namun juga memasuki segala aspek dalam kehidupan masyarakat, dari hubungan antar negara, bahkan sampai ke tingkat antar individu.
3.      Hubungan ketiga negara yang telah dijelaskan Wallerstein, ternyata memberikan hubungan harmonis bagi negara yang dijadikan sebagai tujuan dalam menopang kehidupan yang mapan secara perekonomian.
4.      Teori ini pada umumnya menjelaskan bahwa tidak ada negara yang mampu melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia. Kapitalisme yang pada awalnya hanyalah perubahan cara produksi dari produksi untuk dipakai ke produksi untuk dijual, telah  merambah jauh menjadi dibolehkannya pengembahan secara individualisme.
C.    Studi Kasus: Eksistensi Perusahaan Multinasional Dunkin Donut’s Terhadap Perkembangan Industri Lokal di Indonesia.
Eksistensi Perusahaan Multinasional semakin berkembang pesat di berbagai negara yang bergerak di segala bidang. Salah satunya adalah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang kafe yang menyediakan makanan lezat yaitu Dunkin Donut’s atau yang lebih dikenal dengan sebutan ’DD’. Sejak tahun 1970 Dunkin Donut’s menjadi merek internasional dengan reputasi yang sangat luar biasa dalam kualitas dan pelayanan. Dunkin Donut’s mempunyai lebih dari 5000 tempat penjualan di Amerika dan 41 negara di seluruh indonesia, salah satunya adalah di Indonesia. Dunkin Donut’s itu sendiri pertama kali berdiri di Indonesia pada tahun 1985, yang berlokasi di jalan Hayam Wuruk No.9 Jakarta Pusat. Perusahaan yang membeli franchise Dunkin Donut’s tersebut adalah PT. DUNKINDO LESTARI. Perusahaan ini merupakan badan usaha swata nasional yang bergerak dibidang jasa pada jenis usaha makanan cepat saji. [2]
Kehadiran perusahaan multinasional (MNC) ini sebenarnya tidak hanya membawa dampak negatif bagi negara dalam negeri sebagai penerima, tetapi juga memiliki dampak positif. Disamping itu, kehadiran MNC ini dapat pula memberi stimulus bagi berkembangnya usaha-usaha lokal sejenis yang ada bagi negara penerima. Salah satunya adalah munculnya kehadiran usaha-usaha donut lokal seperti J.CO, I-Crave, Java Donut dll. Dalam makalah  ini, penulis berusaha untuk mengantarkan masyarakat bahwa kehadiran negara-negara maju yang mengemas segala bentuk usahanya di bidang perdagangan internasional tidak hanya menjadikan negara penerima menjadi lebih kerdil dan tidak berkembang. Namun dapat menciptakan sebuah dinamika sistem perekonomian menjadi lebih maju. Penulis berusaha untuk mengembangkan teori yang telah disampaikan diatas, dengan mengaplikasikannya di sebuah negara salah satunya Indonesia yang memanfaatkan kehadiran perusahaan multinasional sebagai sesuatu yang berdampak positif bagi industri dalam negeri.
 Kehadiran Donkin Donut’s ini dapat mengubah pola hidup masyarakat menjadi lebih konsumtif. Masyarakat cenderung menganggap positif atas upaya perusahaan ini dalam memperluas jaringan pasarnya. Mereka justru mejadi lebih senang dengan kehadiran perusahaan ini. Karena hal tersebut berkaitan erat dengan strata kehidupan sosial, ataupun berkaitan dengan gaya hidup manusia yang mengarah lebih modern.
Selain dampak gaya hidup, dampak positif yang paling utama adalah mengurangi angka pengangguran dan memberdayakan produktivitas sumber daya manusia. Bagi mereka, hal ini menjadi sebuah kesempatan dalam meningkatkan keterampilan mereka dalam bidang manajemen dan pemasaran ditambah lagi dengan perluasan jaringan kerja. Sedangkan secara ekonomi, kehadiran dan keberadaan Dunkin Donut’s ini tidak mengancam eksistensi industri dalam negeri. Terbukti sampai saat ini masih banyak para penjual donut-donut lokal yang mulai menjual makanannya di berbagai tempat. Seperti di pasar, sekolah, kantor, warung serta pedagang-pedagang keliling. Hal ini membuktikan bahwa kehadiran perusahaan ini membuat eksistensi usaha donut lokal yang ada tetap terjaga.
Selain itu, dampak dari kehadiran perusahaan ini yang paling menarik dianalisis adalah menstimulus persaingan produk lokal didalam negeri, dimana produk internasional  ini tidak mematikan pasar dalam negeri, malah sebaliknya produk internasional ini mampu menandingi kualitas ataupun pemasaran perusahaan asing. Seperti halnya banyak para pemilik donut lokal yang bermunculan di Indonesia ,dimana mereka berkreasi menciptakan sebuah inovasi baru bagi produk yang mereka tawarkan. Contoh produk tersebut adalah Donut J-CO, I-Crave ,Java Donut,dll. Mereka terbukti mampu merangsang pertumbuhan perusahaan donut lokal yang ada. Bahkan perusahaan donut J-CO yang merupakan perusahaan milik penata rambut terkenal yaitu Johnny Andrean dilihat mampu menandingi Dunkin Donut’s dalam segala hal, tentunya dalam hal kualitas produk yang banyak digemari masyarakat Indonesia, seperti para remaja putra-putri maupun usia lanjut.
Selain perusahaan J-CO milik penata rambut Johnny Andrean, masih banyak lagi industri lokal seperti halnya produk home industry yang berlomba-lomba mengembangkan donut-donut dengan berciri khas unik dibandingkan dengan donut lainnya. Mereka memulai sebuah inovasi baru dengan kemasan yang menaraik dan kualitas kelezatannya terjamin. Sehingga produk mereka tidak kalah tandingannya dengan donut-donut yang berada di mall-mall sekitarnya. Mereka mencoba untuk menghasilkan kualitas terbaik dengan menciptakan harga yang cukup ekonomis bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Sehingga para penikmat donut dari berbagai kalangan mampu membeli produk tersebut tanpa harus mengeluarkan ongkos yang relatif mahal.
Hal tersebut merupakan sebuah terobosan baru bagi Indonesia untuk dapat menjadikan hambatan menjadi sebuah peluang. Salah satunya dengan eksistensi atau keberadaan multinasional yang dipandang negatif, mampu  dijadikan masyarakat Indonesia dipandang positif sebagai kesempatan yang menguntungkan. Sehingga dengan berkembangnya perusahaan lokal ini, beberapa manfaat yang dapat dipetik adalah dapat mengembangkan sumber daya manusia, salah satunya dengan menciptakan lapangan kerja lebih banyak di dalam negeri, menambah income perkapita, memberikan peluang maupun kesempatan bagi pengusaha lokal untuk mengekspor produknya ke luar negeri, dan tentunya memiliki prestise yang tinggi di kancah internasional. Seperti halnya J-CO yang mulai memasarkan produknya ke berbagai negara, yaitu Filiphina, Malaysia, Singapura dan negara-negara lainnya.
Disamping itu perusahaan lokal juga mampu memiliki kualitas dalam hal pelayanan, maupun sistem manajemen yang tidak kalah menariknya dengan perusahaan multinasional. Seperti halnya J-CO mulai mengembangkan segi pemasarannya melalui media internet sebagai ajang jejaring sosial yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Beberapa varian produk, berikut harga dan segmentasi pasarnya mulai dikembangkan melalui jejaring sosial ini. Bahkan event-event yang sering diselenggarakan oleh perusahaan lokal ini mampu meningkatkan penggemar donut di Indonesia. Hal tersebut dapat dikatakan sebuah langkah yang baik bagi pengembangan produk dalam negeri dan juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan lokal terbukti tidak kalah bersaing dengan perusahaan multinasional yang berasal dari luar negeri. 
Kemudian, berkaitan dengan fakta-fakta kasus yang telah dijelaskan diatas, penulis berusaha untuk mengkaitkannya dengan teori sistem dunia yang dikemukakan oleh Wallerstain dimana strategi dalam proses kenaikan kelas, akan terjadi dengan merebut kesempatan kepada beberapa negara yang telah siap, seperti halnya Indonesia itu sendiri mampu meraih kesempatan ini dengan lebih baik. Salah satunya dengan munculnya produk makanan Dunkin Donuts ini sangat mempengaruhi pengusaha lokal ke arah positif dalam berkreasi mengembangkan bisnisnya di dalam negeri. Tidak hanya produk makanan seperti Dunkin Donuts, alat perangkat mesin canggih yang digunakan Indonesia pun telah mulai dikembangkan sendiri. Mungkin pada awalnya negara Indonesia mengimpor alat canggih teknologi dari luar negeri dalam mengolah produknya. Namun hal ini menjadi kesempatan bagi Indonesia dengan mencoba untuk merakit kembali teknologi tersebut, dengan membongkar komponen-komponen khusus yang ada di dalamanya. Sehingga masyarakat akan lebih mempelajari lebih dalam terkait alat canggih tersebut. Sehingga ketika alat canggih tersebut mengalami kerusakan ataupun gangguan, mereka tidak perlu lagi membeli mesin yang baru. Mereka bisa memperbaikinya sendiri karena telah mempelajari mesin tersebut. Dari sini mereka bahkan bisa merakit dan memproduksi mesin tersebut (produksi lokal) tanpa perlu membeli lagi dari luar. Hal ini mungkin patut dicontoh sebagai usaha alih-alih transfer teknologi yang dipromosikan sebagai keuntungan masuknya perusahaan asing.
D.    Kesimpulan
Berdasarkan dengan asumsi dasar terkait dengan teori sistem dunia, dapat dikatakan bahwa perusahaan multinasional ini telah memberikan rangsangan maupun stimulus bagi negara penerima untuk dapat mensejahterakan masyarakat dalam negeri. Negara penerima seperti halnya Indonesia yang menangkap peluang ini sebagai sebuah kesempatan yang menguntungkan, dimana dampak negatif dari masuknya perusahaan multinasional dapat diubah menjadi positif oleh masyarakat Indonesia. Tentunya hal ini memilki keterkaitan dengan proses strategi menurut Wallerstein, dimana adanya peningkatan kelas dari negara-negara pinggiran menjadi setengah pinggiran melalui sebuah undangan. Indonesia salah satunya dalam hal kasus Dunkin Donut’s ini mampu melepaskan diri dari genggaman perusahaan multinasional dengan memandirikan usahanya di dalam negeri.
Disamping itu, munculnya kapitalisme global ternyata tidak hanya merubah cara-cara produksi atau sistem ekonomi saja, namun juga memasuki segala aspek dalam kehidupan masyarakat, dari hubungan antar negara, bahkan sampai ke tingkat antar individu. Masyarakat Indonesia menjadi lebih berkembang dengan hadirnya perusahaan multinasional ini, karena adanya sebuah kreativitas dalam negeri dalam mengembangkan segala usaha bisnis yang mengarah pada produktivitas yang lebih mandiri. Tentunya hal ini akan menjadi sebuah kesempatan yang besar bagi negara penerima untuk dapat mengembangkan kemampuan produktivitas tidak hanya di tingkat lokal, namun juga tingkat internasional. Persaingan diantara keduanya tergantung pada kreativitas negara penerima dalam hal mengelola kesempatan ini menjadi sebuah keuntungan yang lebih besar.




[1] Budiman Arief, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta 1995,hal 109.
[2] Koko Sujatmoko: Pengaruh Insentif Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan Pada Departemen Operasional Pemasaran Dunkin Donut’s ,Medan 2007,  USU Repository 2007.

Tempatkanlah Dia di p0sisi paling atas

Ada yg pernah melawan se0rang Ibu sendiri??ada yg pernah mengecewakannya??ada yg pernah membantah??ada yg pernah menyakitinya sampai menangis??ada yg pernah meninggalkannya karna keeg0isan???
hmmm...mungkin pd umumnya qt prnh mengalami salah satu dari itu,atau mungkin semua point itu prnh dilakukan???ntah lah,,hanya isi hati yg tau.
teman...tau gak???ternyata apa yg kita cari,,apa yg kita impikan,apa yg kita cita2kn selama ini yg bersifat duniawi, itu bermuara dr kasih syg,keridh0an, ketulusan dan d0a  Ibu kita!!! semuanya tdk ada yg mustahil, apapun dpt kita raih... jabatan??harta??istri/suami yg s0lehah??atau lainnya,,,itu mudah sekali.. semuanya akan terwujud hanya cukup berbakti pd nya. buatlah dirinya merasa dihargai, nyaman,dan kalau perlu cium keningnya setiap pagi hari, sapa dgn kelembutan,,manjakan dirinya. Hal tsb jadikanlah ritual qta setiap saat, selama msh ada di dekat-nya karna ketika kita telah meninggalkannya atau ditinggalkannya,saatnya kita menyesali itu semua...c0nt0hnya,ketika kita sdh berumah tangga,apakah kita mampu mempri0ritaskan antara suami dan s0s0k ibu sendiri???hmm,,nampaknya sulit,,karna tentu saja suami akan menjadi pri0ritas kita.. (khusus kaum hawa ya..:)
Pada dasarnya itu semua memiliki k0relasi yg cukup kuat antara Tuhan-Ibu-me.. ketika kita mulai merasakan adanya kekuatan batin antara dirinya ,,disitu kita telah mengenal arti kesungguhan kasih syg.
disini sy gak mau berbicara negative,,, sy ingin berbicara yg enak2 aja deh,,, yg p0stif terkait amalan baik kita sama dia,,, kalian pernah menyadari gak, disaat kita dihadapkan sebuah pilihan, EG0 atau KEPATUHAN thdp dia??? ketika mempri0ritaskan dia diatas segala2nya,, tanpa disadari perjalanan hidup kita terasa lancar,bahkan lebih baik!!! masyaalllah,,,,sungguh ini keajaiban.... tp memang itulah kenyatannya,,    kalian jgn pernah mengkhawatirkan akan nasib nanti,, karna sebetulnya nasib kita ada di tangan Tuhan,,dan secara tidak langsung Tuhanlah telah menitipkannya kpd dia,,ibu kita sendiri yg PATUT KITA SAYANGI... Jangan pernah mengecewaknnya...buanglah keeg0isan kita,,,  pri0ritaskan dia di atas segala2nya,,, Tuhan akan semakin sayang sama kita...percayaLah!!!!

Senin, 26 Maret 2012

Hidup itu prioritas bukan pilihan

ketika kita menyadari bahwa hidup ini memang keras, disitu kita telah menyaksikan bahwa memang pada dasarnya kita sbg makhluk-Nya memang ditakdirkan utk berjuang dlm mengarungi sebuah kehidupan. Diri-Nya telah menghadirkan berbagai macam pilihan hidup,susah-senang, sedih-gembira, kaya-miskin, dan pilihan HIDUP-MATI... namun bukanlah sebuah perdebatan lagi tentang pilihan itu, karna memang hal itu sudah menjadi konsekuensi kita utk dapat memilih dalam sebuah kehidupan... yang menjadi permasalahnnya adalah knp hal itu msh dipertanyakan??knp hal itu msh menjadi pilhan tiap manusia??? knp tiap orang tdk memikirkan pri0ritas??? karna ketika kita sudah mempri0ritaskan sesuatu, misalnya pri0ritas kita adalah HIDUP,BAHAGIA, ATAU KAYA.. secara 0t0matis kita telah meng0rbankan salah satu pilihan yg menjadi pilihan kita... tetpalah pri0ritaskan tujuan kita... apakah kita akan mempri0ritaskan utk KAYA??jika iya, berarti kita telah meng0rbankan sebuah istilah MISKIN dalam hidup kita,... lalu bagaimana pri0ritas tsb tetap bs menjadi sebuah realisasi yg kuat??tentunya dgn keyakinan, d0'a, dan kerja keras.... jd kesimpulannya, adalah tetap pri0ritaskan sebuah tujuan kita dengan sebuah perjuangan yg tanpa batas,,, tetap yakini bahwa hanya kepada-Nya kita dapat berserah diri....

Sabtu, 17 Maret 2012